skip to main | skip to sidebar

Maybe this can help you

translate

What time is it?

About me

Foto Saya
Anggi Risky Pratiwi
An ordinary girl named Anggi R. Pratiwi and born at 26 May 1996. Like everything i love :D
Lihat profil lengkapku

Archivo del blog

  • ► 2014 (3)
    • ► Mei (1)
    • ► Maret (1)
    • ► Januari (1)
  • ► 2013 (13)
    • ► Desember (7)
    • ► November (5)
    • ► Oktober (1)
  • ▼ 2012 (4)
    • ▼ April (1)
      • Tuhan, Dengarlah Doaku untuk Ibu
    • ► Maret (2)
    • ► Januari (1)

Subscribe To

Postingan
    Atom
Postingan
Komentar
    Atom
Komentar

Followers

Anggi's Story

widgets
www.fxジャパン.com
[close]

Kamis, 05 April 2012

Tuhan, Dengarlah Doaku untuk Ibu

Tuhan, begitu baiknya Engkau memberikan seorang ibu yg sangat baik kepadaku. Aku sangat senang memiliki ibu seperti ibuku. Dia sosok yang sabar, mengerti, membimbing dengan baik, dan semua hal yg indah dimiliki olehnya. Tuhan, maafkan aku yg selalu membuat ibu marah, menangis, bahkan sampai sakit hati karenaku. Sungguh sebenarnya aku tak sengaja, Tuhan. Tak ada niat dari diriku untuk membuat ibu seperti itu. Aku hanya terlalu egois saja, dan tak mengerti apa yg sebenarnya ibu inginkan dan yg harus aku lakukan untuk ibu. Disaat ibu bekerja, aku hanya diam. Bahkan sibuk dengan aktivitasku yg sesungguhnya tidaklah penting disbanding pekerjaan yg ibu lakukan. Aku seakan menutup mata dan acuh kepada ibu yg bekerja demi aku. Aku berfikir, teganya aku. Setiap disuruhpun aku selalu mengeluh, padahal itu pekerjaan yg mudah. Aku seakan pura-pura tak dengar ataupun tak mengetahui jika ibu sebenarnya membutuhkan bantuanku. Egois. Ya, aku terlalu egois, Tuhan.
Pekerjaan yg kulakukan begitu berat, aku mengeluh. Dan ibu selalu meringankan bebanku itu. Tapi, apa aku melakukan apa yang ibu lakukan tersebut? Ibu terlalu baik. Terlalu sabar. Aku tak seharusnya menutup mata saat ibu meminta bantuanku. Ibu selalu membantuku walau aku tak mengeluh. Karena ibu tak mau aku lelah. Tapi, ibu kenapa tak pernah mengeluh saat dirinya lelah? Seakan tak memperdulikan kesehatannya demi tak mau merepotkanku.
Tuhan, Engkau tau aku juga jarang bertemu ibu. Setiap bertemu saja, aku juga tak mau membantu ibu. Apakah engkau mau memaafkanku, Tuhan?
Setiap aku pulang, ibu selalu terlihat bahagia. Tanpa aku sadari, sebenarnya ibu lelah. Lelah menjemput aku, lelah untuk meladeni aku saat aku pulang. Tapi kenapa tanganku kadang tak bisa bergerak untuk membantunya? Kenapa mataku tak mau terbuka? Aku khilaf, Tuhan.
Aku tau, banyak penat di hati ibu. Selama aku tak pulang, aku juga tak tau masalah apa yang sedang ibu jalani. Aku juga sering melihat ibu menangis. Menangis karena aku. Menangis karena membela ku. Ibu selalu sakit hati saat harus merasakan posisiku yg aku tak tau. Ibu bercerita kepadaku bila aku pulang. Bercerita dengan nada sedih, bercerita dengan air yg mengalir dari matanya.
Semakin dewasanya aku, semakin aku sadar, Tuhan. Tak seharusnya perbuatanku yg buruk aku lanjutkan. Dan sekarang, aku bersyukur kepada Engkau. Sedikit demi sedikit aku mulai memiliki rasa peka. Sekarang aku ingin giat melaksanakan kewajibanku pada-Mu. Dan selalu aku berdoa pada-Mu, Tuhan.
Jika aku boleh meminta, aku ingin tak pernah ada keluhan dari ibu, aku hanya ingin ibu selalu tersenyum. Tak sanggup aku melihatnya menangis, Tuhan. Apalagi dengan kedatanganku. Aku hanya selalu memohon kepada-Mu, agar taka da lagi keluhan dari ibu, taka da lagi tangisan dari ibu. Aku hanya ingin melihatnya tersenyum, Tuhan. Tersenyum yang tulus, bukan dari muka saja, tp dari hati juga. Tuhan, aku hanya memohon itu, tak lebih. Hanya memohon keringanan pada beban yg ibu tanggung sekarang atau kelak atau lalu. Hingga dalam hidupnya, nyaris taka da beban berat yg kau berikan. Kabulkanlah permohonan ini, Tuhan. Terimakasi 

Diposting oleh Anggi Risky Pratiwi di 7:51 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod